Fenomena perdukunan
begitu banyak tersebar di berbagai macam nama dan embel-embel yang di rancang
untuk memikat para pelanggannya ,baik mereka yang ingin minta kesembuhan ,cepat
jafi jutawan , cepat dapat jodoh,ingin dagangan laris dan menang dari
pesaingnya ,awet muda ,selalu di sayang suami ,dan berbagai macam
keinginan-keinginan duniawi yang mereka dambakan.
Ironis
memang , di zaman modrn yang serba canggih dan pemikiran manusia yang selalu
rasionalis ,masih banyak pelanggan-pelanggan dukun dari kaum pejabat hingga
abang becak yang menunjukan kepercayaan mereka terhadap " Kesaktian Dukun
" .
Oleh karena
itu ,pada kesempatan ini ,kami menganggap penting untuk mengupas permasalahan
ini ,bukan hanya masalah rasional ,namun lebih dari itu ,menurut kacamata islam
bagaimanakah hukum mempercayai dukun . Semoga bermanfaat.
Pengertian dukun dan hukum perbuatan mereka
Al-Lajnah ad-Daimah (komite fatwa ulama Arab Saudi) memberikan
fatwa tentang pengertian dukun sebagai berikut , " Orang yang mengaku
mengetahui perkara yang gaib atau mengetahui apa yang ada di dalam hati, yang
demikian itu kebanyakan terjadi dari orang yang memikirkan bintang guna
mengetahui kejadian-kejadian atau meminta bantuan para pencuri pendengaran
(dari langit) dari para setan, dan yang semisal dengan mereka ,seperti orang
yang menulis di pasir dan melihat pada cangkir atau pada telapak tangan
,demikian juga orang yang membuka buku dengan klaim bahwa mereka dapat
mengetahui perkara gaib dengan cara seperti itu .Adapun konsekuensi dari
perbuatan mereka adalah kekufuran ,karena dia menganggap berserikat dengan
Allah dalam sifat dari sifat-sifat Nya yang khusus Nya ,yaitu mengetahui
perkara gaib . Allah berfirman di surah
(QS. an-Naml [27]: 65).
Fakta dukun?
Keberadaan dukun merupakan musibah yang besar terutama bagi
kaum kalangan orang awam yang sepengetahuannya tentang agama sedikit,karena
keberadaan dukun terkadang dianggap solusi bagi permasalahn yang tengah mereka
hadapi . Hal ini dapat kita ketahui dari silih bergantinya pengunjung baik dari
kalangan bawah sampai kalangan atas pada tempat-tempat yang menawarkan jasa
perdukunan. Terlebih dengan dukungan teknologi yang serba canggih untuk bisa
mengakses tawaran-tawaran yang menggiurkan dari para dukun ,seperti televisi
,radio,internet,handphone dan lain-lain .
Memang terkadang presepsi para dukun dianggap sesuai dengan
kenyataan atau fakta yang ada. Namun, ketahuilah -semoga Allah selalu
membimbing anda ke ke jalan yang benar-bahwa realistisnya mereka selalu
dikaitkan kejadian dengan mencocok-cocokannya atau jika memang ada benarnya ,maka
itu hanyalah satu dari sekian banyak
kedustaannya . Dari Aisyah radiallahuanha dia berkata , " Manusia bertanya
kepada Rasulullah tentang dukun ,maka Rasulullah bersabda : 'sesungguhnya
mereka tidak bisa apa-apa.'Lalu mereka bertanya lagi ,'Wahai Rasulullah
,sesungguhnya mereka mengucapkan sesuatu dan benar mereka ( sesuai dengan
kenyataan ) .' Lalu Rasulullah bersabda,' itu adalah sebuah kalimat dari
kebenaran yang dicuri jin lalu dia menyampaikan pada telinga walinya (dukun)
seperti berkoteknya ayam ,lalu jin itu mencampuri kalimat yang benar itu dengan
lebih dr seratus kedustaan.' " (HR. Bukhari : 5429,5859,7122 dan Muslim :
2228 )
Bolehkah mempercayai Mbah Dukun ?
Setelah mereka mengetahui kedustaan para dukun,maka percaya
kepada mereka merupakan sebuah kekonyolan yang sepantasnya untuk ditinggalkan .
Terlebih lagi ,telah datang larangab keras dan ancaman dari Rasulullah ash-Shadiqul Mashduq (yang pasti sebenarnya dan
wajib di benarkan ) .
Dalam hal
mendatangi dukun atau 'arraf terdapat empat perincian sebagai berikut :
-Pertama : Hanya sekedar bertanya kepadanya ,maka
ini adalah haram ,bahkan masuk dalam hadist tidak di terima shalatnya selama
empat puluh hari.
-Kedua: Bertanya dan mempercayai ucapannya, maka
ini adalah kekufuran ,dan masuk dalam hadist Abu Hurairah .
-Ketiga : Bertanya untuk mengklarifikasikan
,apakah dia jujur ataukah dusta? tidak untuk mengambil perkataannya ,maka yang
seprti ini tidak mengapa dan tidak masuk dalam ancaman . ( Lihat HR. Bukhari
,kitab Jihad bab ke -178 no .3055)
-Keempat : Bertanya untuk memperlihatkan
kelemahannya dan kedustaannya ,maka ini disyariatkan bagi yang mampu bahkan
terkadang sampai derajat wajib . (al-Qaulul Muhfid Syarah Kitab at-Tauhid
1/533-534)
Apa kewajiban kita?
Rasulullah bersabda , "Barang siapa yang mengetahui
kemungkaran hendaknya dia mengubahnya dengan tangannya,jika tidak mampu maka
dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman ." (HR. Muslim Kitabul
Iman:177)
Berangkat
dari hadist di atas ,maka kewajiban kita adalah mengingkarinya semampu kita .
Bagi mereka yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan seperti waliyyul amri dan
semisal mereka,maka wajib untuk mengingkarinya dengan kekuatannya seperti menghukum
para dukun,dan membuat jera setiap orang yang ta'awun (tolong-menolong)
dengannya.
Adapun
kemampuannya hanya dengan lisan seperti para alim ulama maka hendaknya ia
menyampaikan ilmu tentang permasalahn ini,dengan menjelaskan kepada manusia
bahwa itu adalah perbuatan haram ,dan tidak ada manfaatnya sedikitpun bahkan
membawa petaka.
Adapun bagi
orang-orang awam minimalnya adalah mengingkarinya dengan hatinya ,ia tidak rela
dengan adanya perbuatan tersebut ,dan membenci perbuatan dan pelakunya.
Dan
mudah-mudahan Allah menjauhkan kita dari fitnah ini ,dan menampakkan kebatilan
serta menghukum para dukun dan pembantu-pembantunya dari kalangan jin yang
terkutuk.
-Abu 'Imran
(Buletin Al-Furqoon ,Tahun ke -7 , Volume 1 No. 1)
No comments:
Post a Comment