Pembangunan infrastruktur di Indonesia mengalami
pasang surut terutama saat Indonesia dilanda krisis ekonomi. Pembangunan
infrastruktur mengalami hambatan pembiayaan karena sampai sejauh ini, titik
berat pembangunan masih difokuskan pada investasi sektor- sektor yang dapat
menghasilkan perputaran uang (cash money) yang tinggi dengan argumentasi bahwa
hal itu diperlukan guna memulihkan perekonomian nasional.
Sedangkan pembangunan infrastruktur lebih difokuskan
pada usaha perbaikan dan pemeliharaan saja. Dengan demikian dewasa ini,
pembangunan infrastruktur kawasan timur Indonesia belum menjadi focus utama
pembangunan.
Pada saat ini sudah hampir menjadi kesimpulan umum
bahwa infrastruktur adalah fundamental perekonomian Indonesia. Bahwa daerah
atau kawasan Indonesia Timur merupakan wilayah strategis guna membangkitkan
potensi nasional. Oleh karena itu hari ini adalah saat yang tepat guna
meletakkan kemauan bersama menyusun konsep pembangunan infrstruktur kawasan
Timur Indonesia yang bersumber pada kesadaran penguasaan teknologi dan
keunggulan sumberdaya daerah. Pemetaan kebutuhan infrastruktur lima tahun ke
depan berdasarkan jenis inftrastruktur seperti; jalan, listrik, gas, air
bersih, pelabuhan, telekomunikasi, moda transportasi, dan lain-lain serta
berdasarkan tipologi kewilayahan.
Perumusan pembiayaan infrastruktur dan sumber
pembiayaannya. Pengkajian kerangka regulasi yang ada dan merekomendasikan
penyempurnaan kerangka tersebut guna mendukung prioritas pembangunan dan
pembiayaan infrastruktur Penyusunan strategi pembangunan dan pembiayaan
infrastruktur ini diharapkan dapat menghasilkan peta pembangunan infrastruktur
yang jelas di masa yang akan datang sehingga pemerintah mempunyai dokumen yang
lengkap terhadap pembangunan infrastruktur.
Oleh karena itu, ruang lingkup dari penyusunan
strategi ini mencakup seluruh aspek potensi ekonomi wilayah Indonesia Timur
sebagai rumusan strategis pembangunan infrastruktur nasional, baik berdasarkan
subsektor jenis infrastruktur dan maupun tipologi kewilayahan dengan basis
pendekatan potensi. Penyusunan
strategi pembangunan dan pembiayaan infrastruktur kawasan timur Indonesia
diharapkan dapat menghasilkan Master Plan di bidang infrastruktur yang akan
mendukung skenario pembangunan era baru ekonomi Indonesia di masa yang akan
datang. Master Plan ini diharapkan dapat memuat berbagai data dan informasi
mengenai pembangunan dan pembiayaan infrastruktur berdasarkan skala prioritas
pembangunan dan regulasi yang mendukung arah pembangunannya. Cerminan pembangunan
infrastruktur nasional adalah pembangunan infrastruktur di tiap wilayah atau
propinsi di Indonesia. Perkembangan pembangunan infrastruktur di masing-masing
pulau di Indonesia memperlihatkan perbedaan yang cukup berarti. Dominasi pembangunan
infrastruktur sangat ditentukan oleh kondisi geograsfis dan demografis dari
suatu wilayah.
Dominasi infrastruktur ini dapat mencerminkan pula
tingkat aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Perkembangan pembangunan
infrastruktur untuk masing-masing pulau yang ada di Indonesia. Hal ini pula
yang menjadi hambatan pembangunan infrastrukrur Kawasan Timur Indonesia.
Pada hal sejatinya jika Indonesia ingin percepatan
mencapai kemajuan maka pendekatan potensi atau potential approach yaitu potensi
yang mendorong tumbuhnya komoditas unggulan, hendaknya menjadi komintmen kuat
terhadap pembangunan infrstruktur kawasan timur Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa daerah Kalimantan
Selatan sebagaimana daerah Kalimantan umumnya yang merupakan salah satu pulau
terbesar yang ada di wilayah negara kita. Tingkat kepadatan pendudukanya
relative rendah sehingga tidak dimungkinkan untuk melakukan pendekatan
demographic dalam perencanaan pembangunan infrastukturnya.
Dengan
jumlah penduduk yang mendiami wilayah ini hanya sebesar 6% dari total penduduk
Indonesia, maka akan berdampak pada aktivitas ekonomi yang ada di wilayah ini.
Kondisi semacam ini merupakan kondisi tipikal wilayah Indonesia Timur.
Karenanya diperlukan langkah potential approach atau pendekatan potensial untuk
pembangunan infrastrukturnya Komoditas yang menjadi unggulan untuk wilayah ini
adalah sektor pertambangan dan galian, sub sector perkebunan dan subsektor
kehutanan. Ketiga sektor ini memberikan sumbangan besar bagi pendapatan
nasional.
Dengan demikian terdapat pandangan berbeda mengenai
pola perencanaan bahwa berdasarkan jumlah penduduk atau pendekatan demografik,
aktivitas ekonomi unggulan yang tidak memerlukan banyak infrastruktur, maka
akibatnya adalah persentase pembangunan infrastruktur di pulau ini lebih rendah
dibandingkan pulau Jawa dan Sumatera.
Dilihat dari infrastruktur transportasi, pelabuhan
laut lebih mendominasi dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini sangat wajar
dengan kondisi geografis dari Kalimantan yang lebih banyak rawa dibandingkan
dengan daratannya yang memungkinkan sektor pelabuhan laut dan lalulitas
angkutan sungai, danau, dan penyeberangan lebih berkembang dibandingkan dengan
transportasi darat.
Pembangunan jalan di pulau ini masih relative rendah
bila dibandingkan dengan luas wilayah pulau ini. Hal ini sangat signifikan
sekali dengan jumlah kendaraan yang berada di wilayah ini hanya sebesar 5,8%
dari jumlah kendaraan yang ada di Indonesia. Hal ini pula yang menyebabkan
rendahnya tingkat mobilitas dan tingginya biaya transportasi sehingga wilayah
ini kehilangan daya saingnya dalam menarik investasi. Pandangan keliru juga
terdapat pada subsektor pertanian tanaman pangan dan pengairan. Dapat kita
temukan fakta bahwa irigasi tidak menjadi salah satu fokus pembangunan
infrastruktur karena wilayah ini bukan sebagai lumbung padi tetapi lebih
cenderung pada komoditas kehutanan dan perkebunan. Pada pada sisi lain kitapun
memehami betul bahwa kondisi wilayah ini sangat dimungkinkan membangun jaringan
irigasi guna menjadikan Kalimantan sebagai lumbung padi. Kita dapat belajar dan
membandingkan kondisi wilayah ini dengan kondisi Vietnam yang petaninya lebih
unggul dari petani kita bahkan tanpa proteksionisme perdagangan.
Saat ini akses masyarakat Kalimantan terhadap air
bersih, hanya sebesar 44% yang dapat menikmati air bersih sedangkan sisanya
belum mendapatkan akses terhadap air bersih. Ini merupakan salah satu
permasalahan yang harus menjadi perhatian, karena bila kondisi tersebut
dibiarkan maka akan berdampak pada tingkat kesehatan dari masyarakat di
Kalimantan. Bagaimana kita bisa mengembangkan sumber daya manusia yang handal
dan mampu bersaing secara global bila tingkat hiegenitas masih rendah. Oleh
karena itu akses terhadap air bersih perlu langkah prioritas pembangunan
infrastrukturnya. Demikian pula dengan subsektor telematika dan
ketenagalistrikan perlu berpacu dengan irama pertumbuhan yang berkembang dengan
pesat. Hal ini sejalan dinamika dan aktivitas dari masyarakat di pulau
Kalimantan. Pembukan lahan menjadi lahan pertanian yang notabene terjadi
perubahan fungsi seringkali memicu kotroversi yang kontraproduktif, hendaknya
dipelajari kembali dengan seksasama agar tidak terdapat resistensi pembangunan
hanya sekadar penolakan emosional, namun sebaliknya kehilangan informasi
berharga tentang potensi ekonomi yang mempunyai keunggulan tertentu.
Akhirnya
kita juga mengapeal akan pentingnya kesadaran tentang pembangunan infrastruktur
berkaitan dengan upaya strategis percepatan pertumbuhan ekonomi, hendaknya
secara nyata mengurangi hambatan birokratis di semua lini baik pada tingkat
pemerintah pusat maupun pada tingkat pemerintah daerah dan pemerintah
kabupaten.
Referensi :
No comments:
Post a Comment