Kemiskinan
adalah masalah ekonomi yang pasti dialami oleh semua negara termasuk Indonesia
sebagai negara dengan kategori negara berkembang. Upaya sebuah negara berubah
menjadi semakin maju tidak berarti tidak meninggalkan masalah. Kemiskinan
adalah sebuah masalah sensitif karena melibatkan banyak sekali unsur di
dalamnya, bahkan tidak hanya masalah keuangan atau ekonomi, tetapi juga
merembet ke permasalahan perbedaan status sosial dan SARA sehingga kemiskinan
adalah sebuah permasalahan yang bersifat
multi
dimensional.
Maksudnya
adalah kemiskinan memiliki banyak aspek primer yang berupa miskin secara aset, organisasi
sosial politik, pengetahuan dan keterampilan serta aspek sekunder yang
berupa miskin akan relasi, sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi
kemiskinan tersebut dapat ditemui dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan
yang sehat, pelayanan kesehatan yang kurang memadai dan tingkat pendidikan yang
rendah. Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan saling berkaitan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Secara umum
Indonesia adalah negara yang sedang berproses menuju negara industri yang maju.
Hal ini ditandai dengan sedikitnya efek yang diterima ketika terjadi krisis
ekonomi global tahun 2008 kemarin, tepat di belakang negara-negara industri
besar dunia seperti Cina dan India. Namun bagaimanapun Indonesia tetaplah
negara berkembang yang memiliki permasalahan ekonomi termasuk kemiskinan.
Sejak pemerintahan zaman orde lama
hingga pasca reformasi, ada beberapa moment krusial tentang kemiskinan yang
terjadi di Indonesia. Seperti di zaman Orde Baru pimpinan Soeharto. Pasca
turunnya Soekarno dan diangkatnya Soeharto sebagai Presiden, beliau mencangkan
program-program pembentuk ekonomi rakyat dengan cita-cita membentuk Indonesia
sebagai negara dengan spesialisasi tertentu dan terwujud ide untuk melakukan
swasembada pangan (beras). Dengan kondisi Indonesia sebagai negara agraris,
Soeharto membentuk Indonesia sebagai negara swasembada beras dunia, yang
diikuti oleh pujian oleh khalayak dunia. Tidak hanya itu, Soeharto juga membuat
beberapa kebijakan kesejahteraan sosial seperti Pelita (Pembangunan Lima Tahun)
serta Kredit Usaha Tani. Secara gasir besar, sumber-sumber program-program
pembangunan yang Soeharto buat adalah dari pinjaman-pinjaman luar negeri
seperti IMF dan Consultative Group on Indonesia, sebuah organisasi negara
kreditor untuk Indonesia yang di sponsori oleh Perancis. Selain itu, Indonesia
mendapat bantuan dari lembaga internasional lainnya yang berada dibawah PBB
seperti UNICEF, UNESCO dan WHO. Namun sayangnya, kegagalan manajemen ekonomi
yang bertumpu dalam sistem trickle down effect (menetes ke bawah) yang
mementingkan pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada segelintir kalangan
serta buruknya manajemen ekonomi perdagangan industri dan keuangan
(EKUIN) pemerintah, membuat Indonesia akhirnya bergantung pada donor
Internasional terutama paska Krisis 1997.
Krisis
ekonomi 1997/1998 telah mengubur prestasi ekonomi Orde Baru. Kemiskinan
melonjak tajam hingga mencapai 24,2% di tahun 1998. Hal ini sangat disayangkan
padahal sebelumnya perekonomian kita mendapat pujian sebagai salah satu
kejaiban ekonomi Asia(Sjahrir, 1997 ; Stamboel, 2012)
Krisis
ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, semakin meluas menjadi krisis politik
yang justru menyebabkan semakin parahnya kondisi perekonomian Indonesia.
Demonstrasi mahasiswa merebak ke seluruh penjuru nusantara.
Rupiah yang
sempat menguat Rp. 7. 000 per satu dollar AS, melemah kembali ke tingkat Rp. 9.
000. Lebih-lebih setelah pemerintah memustuskan menaikan harga BBM.
Lepas
dari krisis 1998, Indonesia mulai menata kembali perekonomian. Pemerintah
menyadari bahwa harus adanyas ebuah jaminan sosial agar nantinya kemungkinan
terjadinya krisis ekonomi seperti kejadian 1998 tidak terulang. Sejak saat itu
lahir Jaminan Pengaman Sosial (JPS) yang melindungi masyarakat miskin dan
rentan miskin dari guncangan ekonomi. Sejak tahun 2000, konsep JPS mulai
dikaji, dikembangkan dan sedikit demi sedikit dijalankan. Di periode Kabinet
Indonesia Bersatu I dan II, konsep JPS iniberkembang baik. TNP2K yang bekerja
langsung dibawah Wakil Presiden langsung menanganinya. Program penanganan
kemiskinan ini berevolusi menjadi program empat kluster (bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan UMKM dan program murah) yang
merupakan program andalan pemerintah.
Referensi
:
No comments:
Post a Comment