Paragraf
adalah serangkaian kalimat yang disusun secara sistematis dan logis sehingga
membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf yang baik terdiri atas
kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Di dalam kalimat utama terdapat gagasan
utama dan didalam kalimat penjeas terdapat gagasan penjelas.
Untuk
memahami gagasan utama dalam paragraf, kita haru mencermati kata-kata
kunci, antara lain:
1. Jadi,
2. Ada beberapa,
3. Dengan demikian,
4. Pada dasarnya,
5. Intinya,
6. Sebagai simpulan.
Ciri-ciri
gagasan penjelas:
1. Uraian-uraian kecil,
2. Contoh-contoh,
3. Peristiwa ilustrasi,
4. Kutipan-kutipan.
Inti
wacana dari penalaran
Pada
dasarnya ada dua macam penalaran karangan, yakni induktif dan deduktif.
A. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses berfikir
logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan, dukungan
pembuktian/conoh, dan diakhiri kesimpuan umum yang merupakan inti wacana atau
gagasan utama.
Penalaran induktif dibagi menjadi tiga
macam, yakni: generalisasi, analogi, dan sebab akibat. Generalisasi adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas
sejumlah gejala (data) yang bersifat khusustau yang sejenis dan diakhiri dengan
kesimpulan yang bersifat umum. Analogi adalah
proses penalaran berdasarkan pengamatan terhadap gejala khusus dengan
membandingkan subjek objek sampai kesimplan yng berlaku umum. Sebab akibat adalah proses penalaran
berdasarkan hubungn sebab akibat atau akibat sebab.
B. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses yang
diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai, dan diakhiri
dengan fakta atau sikap yang berlaku khusus.
Memahamai paragraf yang baik
Paragraf
yang baik harus memiliki kepaduan kalimat atau kalimat-kalimatnya berhubungan
secara logis. Kopaduan (koherensi) ini dapat dibagi melalui pengulangan kata
kunci atau sinonim, kata ganti, kata atau frasa transisi.
A. Pengulangan kata kunci
Kalimat-kalimat
dalam paragraf dihubungakan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci yang
telah disebutkan dikalimat pertama diulang lagi dikalimat berikutnya, misalnya:
·
Teknologi dengan
teknologi
·
Tidak melanggar dengan
selalu menaati
B. Kata Ganti atau Padanannya
Kepaduan
antarkalimat dalam paragraf dapat pula dijalin dengan menggunakan kata gani,
misalnya:
·
Pemain dengan
ia atau mereka
·
Para pemain dengan mereka
·
Saya dan dia dengan kami
·
Saya dan kamu dengan kita
C. Kata atau Frasa Transisi
Kata
atau frasa transisi adalah kata atau frasa penghubung, konjungsi atau
perangkai, baik intrakalimat maupun antar kalimat. Kata atau frasa transisi
menyatakan hubungan sebagai berikut:
·
Penegasan : jadi, dengan demikian
·
Pertentangan : namun, tetapi, akan tetapi, berbeda dengan, sebaliknya, meskipun,
demikian, kecuali, daripada, padahal
·
Sebab,
akibat, hasil : sebab, karena, akibatnya, dampaknya, oleh sebab itu, oleh karena itu,
hasilnya, sehingga
·
Waktu : ketika, saat itu
·
Syarat : jika, apabila, kalau
·
Urutan : pertama, akhirnya, selanjutnya
·
Tambahan
informasi : selain itu, singkatnya, tambahan pula,
disamping itu, dengan kata lain
Perbedaan Fakta dan Opini
Fata adalah susuatu (keadaan atau
peristiwa) yang merupakan kenyataan. Maksudnya, sesuatu dikatakan fakta apabila
benar-benar ada atau terjadi. Sedangkan opini adalah pikiran, pendapat, atau
pendirian seseorang tentang sesuatu.
Kunci:
A. Fakta:
·
Logis
(masuk akal)
·
Objektif
(apa adanya)
·
Faktual
(berdasarkan kenyataaan atau kebenaran)
B. Opini:
·
Pendapat
·
Pemikiran
·
Asumsi
(memperkirakan kebenaranya)
·
Subjektif
(menggunkan kata-kata seperti sebaiknya,
mungkin, barangkali, menurut pendapat saya, dsb)
No comments:
Post a Comment