MANAJEMEN
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yakni menagement, yang berarti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki arti yang mapan dan
diterima secara universal. Kondisi tersebut mondorong beberapa ekonomi mencoba
mendefinisikan manajemen, diantaranya Mary Parker Follet dan Ricky Griffin.
Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen
sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Ricky Griffin mendefinisikan manejemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengoganisasian, pengkoorganisasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
FUNGSI MANAJEMEN
1. Perencanaan
Perencanaan
adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki.
Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan
cara terbaik untuk mencapai tujuan itu.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian
adalah pengaturan sumber daya peusahaan, baik sumber daya manusia maupun sumber
daya lain, secara konsisten sesuai dengan sasaran perusahaan yang telah
ditetapkan melaui fungsi perencanaan.
3. Pengarahan
Pengarahan
adalah kegiatan yang khususnya ditunjukan untuk mengarahkan bawahanya agar mau
bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka tujuan organisasi.
4. Koorganisasi
Koorganisasi
adalah fungsi manajemen yang berfungsi untuk menciptakan suatu komunikasi dan
kesesuainnya dari berbagai kepentingan dan perbedaan sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai dengan baik.
5. Pengawasan
Pengawasan
merupakan tindakan seorang manjer untuk menilai dan mengendalikan jalannya
suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan pengawasan adalah untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, penyelewengan, dan kegiatan yang tidak sesuai rencana.
TINGKATAN MANAJER
Pada organisasi berstruktur tradisional,
manajer dikelompokkan dalam manajer lini pertama, manajer tingkat menengah, dan
manajer puncak.
1. Manajer lini pertama merupakan manajer
tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan
non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut
manajer produksi, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau
mandor.
2. Manajer tingkat menengah mencakup semua
manajer yang berada diantara manajer lini pertama dan manajer puncak yang
bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer
menengah diantaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, dan
manajer divisi.
3. Manajer puncak dikenal dengan istilah executive officer. Manajer puncak
bertugas merecanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan
mengarahkan jalannya perusahaan. Conoh manajer puncak adalah CEO (Chief Executive Officer) , CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
PERENCANAAN TAKTIS VS PERENCANAAN STRATEGIS
1. Perencanaan Taktis adalah rencana bersekala
lebih kecil dan berjangka waktu satu atau dua tahun yang konsisten dengan
rencana strategis. Misalnya rencana strategi perusahaan meningkatkan pangsa
pasar menjadi sebesar 30%, untuk mencapainya dijalankanlah rencana taktis
berupa pencarian wilayah-wilayah tertentu dimana tidak terdapat persaingan
ketat dengan pesaing.
2. Perencanaan Strategis adalah sebuah alat
manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakuka
proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah
petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka
bekerja menuju 5 sampai 10 tahun kedepan.
GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut para
ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi
antara lain:
1.
Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H.
Schmitdt
Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat
dijelaskan melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan
dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor
manajer, faktor karyawan dan faktor situasi. Jika pemimpin memandang bahwa
kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan pribadi
maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai
pengalaman yang lebih baik dan menginginkan partisipasi, maka pemimpin
dapat menerapkan gaya partisipasinya.
2.
Gaya Kepemimpinan Menurut Likert Likert
mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem
yaitu:
a. Sistem Otoriter-Eksploitatif Pemimpin tipe ini sangat
otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi
bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke
bawah (top-down).
b. Sistem Benevolent-Authoritative Pemimpin mempercayai
bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman
tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan
ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan
masih melakukan pengawasan yang ketat.
c. Sistem Konsultatif Pemimpin mempunyai kekuasaan
terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin menggunakan balasan
(insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau
hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh
bawahan.
d. Sistem Partisipatif Pemimpin mempunyai kepercayaan
sepenuhnya terhadap bawahan, menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi
bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
3.
Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y
Dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side Enterprise
(1960), dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat
dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X
mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekarjaan, kurang ambisi, tidak
mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka
dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsikan bahwa,
bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu
mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya
kepemimpinan dibedakan menjadi empat macam yaitu:
a.
Gaya Kepemimpinan Diktator Gaya kepemimpinan yang
dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman dan hukuman
merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.
b.
Gaya Kepemimpinan Autokratis Pada dasarnya
kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun
bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin,
pendapat dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan
pelaksanaan dari Teori X.
c.
Gaya Kepemimpinan Demokratis Ditemukan adanya peran
serta dari bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dengan
musyawarah. Gaya ini pada dasarnya sesuai dengan Teori Y.
d.
Gaya Kepemimpinan Santai Peranan dari pemimpin hampir
tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada bawahannya (Azwar
dalam Nursalam, 2008: 64)
4.
Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet House Berdasarkan
Teori Motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam (2002) mengemukakan
empat gaya kepemimpinan yaitu:
a. Direktif Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang
bagaimana melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin
selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.
b.
Suportif Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada
bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan.
c. Parsitipatif Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan
untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan sebuah
keputusan.
d. Berorientasi Tujuan Pemimpin menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut
dengan seoptimal mungkin (Sujak dalam Nursalam, 1990)
5.
Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard
Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) meliputi:
a. Instruksi Tinggi tugas dan rendah hubungan Komunikasi
sejarah Pengambilan berada pada pemimpin dan peran bawahan sangat minimal
Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifikserta
mengawasi dengan ketat
b. Konsultasi Tinggi tugas dan tinggi hubungan Komunikasi
dua arah Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup
besar
c. Parsitipatif Tinggi hubungan rendah tugas Pemimpin dan
bawahan bersama-sama member gagasan dalam pengambilan keputusan
d. Delegasi Rendah hubungan dan rendah tugas Komunikasi
dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan dalam pemecahan masalah
serta bawahan diberi delegasi untuk mengambil keputusan
6.
Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White Menurut
Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokrasi,
liberal yang mulai dikembangkan di Unversitas Lowa.
a.
Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
· Wewenang mutlak berada pada pimpinan
· Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
·
Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
· Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan
· Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan
atau kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat
· Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
· Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan
saran, pertimbangan atau pendapat
· Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
·
Lebih banyak kritik daripada pujian
· Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa
syarat
· Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
· Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
· Kasar dalam bersikap
· Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya
dipikul oleh pimpinan
b.
Demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang lain
agar besedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan. Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Wewenang pimpinan tidak mutlak
·
Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan
·
Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
· Komunikasi Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-sama
c.
Liberal atau Laissez Faire
Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara
berbagai kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada
bawahan. Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:
·
Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
·
Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
·
Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
·
Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh
bawahan
·
Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku
·
Prakarsa selalu berasal dari bawahan
·
Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
·
Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompok
·
Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan
kelompok
·
Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perseorangan g)
d.
Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang
Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan
dibedakan menjadi empat yaitu:
1.)
Otoriter Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada
tugas atau pekarjaan. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan
keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas. Motivasi
dengan reward dan punishment.
2.) Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.
Menggunakan kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf,
memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan
pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan
terbuka.
3.) Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang
menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut
pada bawahannya. Staf dimintai saran dan kritiknya serta mempertimbangkan
respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok.
4.) Bebas Tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekarjaan
sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan
pengendalian secara minimal.
Referensi :
Mardiyatmo.Ekonomi(SMA kelas XII).Jakarta:Yudhistira,2011